Entah karena memang dari jaman waktu kecil dulu tak pernah familiar dengan perayaan ulang tahun, hingga saat ini aku merasa biasa dengan tanggal lahir aku sendiri, istri, anak-anak bahkan tanggal pernikahan kita hampir 9 tahun yang lalu.
Mungkin bagi sebagian orang, tanggal lahir, tanggal jadian, tanggal pernikahan menjadi tanggal yang sakral karena dari tanggal tersebutlah banyak cerita baru yang terjadi. Tapi entah kenapa, aku merasa biasa saja. Bahkan malu ketika harus merayakannya.
Kalau untuk tanggal lahir, di tahun ini aku sudah berusia 33 tahun. Satu usia yang kadang aku berpikir, koq cepet banget sih waktu berlalu. Dan aku udah 33 tahun aja. Hellow, kemana aja dan ngapain aja ya gue selama ini?
Dan malu, ketika aku harus merayakannya dan aku tiup lilin di kue ulang tahun dengan dikelilingi 4 anakku. Haha. Dan whatever aku juga gak pernah menganggap spesial hari ulang tahun istriku bahkan ke empat anakku.
Aku bahkan hanya nyeletuk cuma ngasih tahu doang ke anak-anak, bahwa di hari ini tanggal sekian, kamu lahir beberapa tahun yang lalu. Lalu aku ceritakan masa kecilnya, dan aku do’akan agar mereka selamat dan bahagia.
Alih-alih potong kue atau tiup lilin, mungkin hanya sesekali aja kita makan di luar. Tapi gak mengkhususkan di tanggal tertentu juga, yang penting kebersamaan dan ada duitnya. Itu sih yang paling penting hehe.
Kadang juga, saking banyaknya anak (belum banyak banget sih baru 4) aku sering kebolak balik nginget tanggal lahir anak satu persatu. Ada yang udah 7 tahun lebih, ada yang 5 tahun lebih, 3 tahun lebih dan ada yang baru 8 bulanan.
So.. Bagaimana menurut kalian? Apakah mengingat dan merayakan ulang tahun itu penting untuk kalian. Sehingga kadang aku suka perhatikan ada anak yang sedih karena ulang tahunnya gak dirayakan atau diingat sama ortu, sodara atau teman-temannya. Atau ada istri yang juga jadi marah, ngambek karena suami ga inget hari lahir dan hari pernikahannya. Hehe.
Aku sih sebenarnya tidak mau menjudge. Yang dirayakan silakan, gak juga gak papa. Asal kita jangan lupa berdo’a dan bersyukur pada Allah yang telah memberikan nikmat usia pada kita. Kalau kita ngerayain dengan hura-hura apalagi dengan yang engga-engga ya itu juga tidak bijak ya. Sejatinya usia kita itu berkurang, bukan bertambah. Ya kan? Oke lah secara matematika mungkin jumlah usia kita nambah, aku tahun lalu 32 tahun sekarang jadi 33. Otomatis nambah dong.. tapi… apakah kita tahu batas usia kita sampai kapan? Nah ini sih yang harus jadi instrospeksi bagi kita. Jangan sampai ada istilah yang gak enak “tua-tua keladi” makin tua makin menjadi.. mungkin bijaknya kita mengikuti filsafah padi, makin berisi makin merunduk. Ya, dengan jumlah usia kita yang semakin bertambah, harusnya kita semakin dewasa dan semakin rendah hati dan berwibawa.
Nah, nah.. aku gak mau ceramah ah! malu.. hanya refleksi bagi diriku sendiri. Karena masih banyak hal yang belum aku lakukan untuk kebaikan diriku, keluargaku bahkan untuk kalian semua.
Aku juga berdo’a lho untuk kalian, semoga kalian semua sukses ya dunia akhirat! Aamiin ^_^