0

Ayah, Diantara Sikap Tegas dan Keras

Dulu, orang yang paling aku segani adalah Bapakku. Waktu kecil aku memang seringkali ditinggal Bapa merantau. Sampai aku usia kelas 3 SD sampai Bapak aku sakit parah dan akhirnya tidak pergi merantau lagi. Bapak dulu termasuk orang yang keras. Aku tidak bilang Bapakku kasar. Kalau kasar dan keras beda ya. Kalau kasar, pasti condong ke perkataan, sikap dan selalu main fisik (memukul, menendang, dll). Tapi aku pernah sih dipukul sama Bapak karena aku gak nurut dan melawan.

Bayangan itu selalu terlintas di kepalaku. Sampai aku membuka mataku, ternyata saat ini aku sudah memiliki 4 anak. Jujur ini diluar ekspektasiku. Memiliki banyak anakĀ  dengan usia berdekatan.

Kini seiring dengan bertambahnya usia Bapak, Karakter bapakku sudah semakin lemah lembut walau seringkali ada perkataan-perkataan yang menyinggung. Tapi Aku gak mauĀ  jadi anak durhaka. Aku gak mau melawan orang tua dan mencari masalah dengan keluargaku sendiri.

Berkaca pada Bapakku. Kini aku ingin menerapkan siklus yang berbeda kepada anak-anakku. Dulu aku tidak dekat dengan anak-anakku. Sekarang aku berusaha dekat dengan semua anakku. Aku tidak ingin pencitraan bahwa aku ini good dady, dengan terus menulis kedekatan dengan anakku atau share poto-poto yang memperlihatkan gimana aku dekat dengan anak-anak. Duh kayanya bukan tipeku seperti itu.. Cukuplah hanya aku dan anak-anakku yang tahu gimana aku yang sebenarnya.

Memang kadang ketika aku bad mood, lelah dan ngedrop. Anak-anak suka jadi sasaran.. tapi aku gak segitunya ke anak-anak. Mungkin ada yang nilai aku ayah yang jahat, kasar, dan malah tidak sayang. Kenyataannya, aku sangat sayang ke mereka.. semuanya, dan tidak aku beda-bedakan. Memang kadang karakter anak yang satu dengan anak yang lain beda-beda. Ada anak yang masih manja walau udah gede, ada anak yang mandiri, ada anak yang idep kalau dibawa kemana-mana, ada juga yang gak betahan. Dan ini semua kekurangan dari anak-anak yang harus aku fahami.

ayah tegas keras

Kayanya manusiawi banget deh kalau pas lagi lelah.. orang tua suka ada yang lost controll.. Tapi kembali lagi ke diri kita, karena ada yang kebablasan sampai maaf ada yang sampai menghilangkan nyawa anaknya sendiri tapi ada juga yang ketika kesel, anaknya ditinggal nangis sendiri, ada yang mungkin juga teriak-teriak geram, atau ada yang sampai main fisik misal memukul, tapi habis itu nyesel banget ikutan nangis juga saking desperatenya.

Nah.. Kita termasuk yang mana? jujur yaa.. kalau saya memang suka kelepasan juga misal dengan memukul anak. Dan saya tahu itu salah. Dan saya gak mau mencitrakan diri saya sebagai ayah yang bersih dari tindakan-tindakan yang gak baik. Kadang setelah itu saya nyesal dan memenej diri saya kembali. Dan seiring bertambahnya usia saya juga bisa seperti bapak yang akan berubah lembut dan menjadi pribadi yang baik.

Kadang ketegasan itu penting. Tapi tegas bukan berarti kasar. Misal anak yang gak mau sholat di usia 10 tahun. Dalam Islam boleh lho untuk dipukul. Nah tapi bagaimana cara memukulnya, pake apa, dimana, kapan, sekeras apa..itu diatur gak maen pukul pake emosi semata lalu kita puas melihat anak kita kesakitan. Eh psikopat banget sih ya guys!

Kadang kita suka kesel gak sama orang tua yang biarin anaknya nangis di toko mainan? Anaknya kejer, tantrum, teriak-teriak pengen beli mainan yang mahal misalkan. Kalau kita di posisi sebagai orang tuanya, apa sikap yang terbaik? Mungkin jika Anda punya uangnya dan tidak ingin repot sih langsung aja dibelikan mainannya biar anak diam. Tapi apakah itu akan menjamin di lain hari si anak gak bersikap begitu lagi ketika ada sesuatu yang diinginkannya lalu kita gak memenuhinya?

Ya, kadang kita suka menjudge orang tua lain tidak sayang sama anaknya hanya karena gara-gara mainan. Tapi apakah kita tahu pendidikan apa yang sedang dijalankan oleh orang tua lain kepada anaknya? Bisa saja, si anak memang anak yang manja dan sudah banyak membeli mainan jadi si ortu ingin mengedukasi anaknya untuk tidak terus membeli mainan. Lalu ortu tersebut membiarkan si anak menangis atau segera mengangkatnya ke tempat lain.

Kadang ketika aku menulis apa adanya. Orang lain seringkali mendapati aku seperti orang dengan karakter yang berbeda. Boleh aja sih kan blog ini untuk umum dan semua boleh komen hehe. Dan tulisan ini bukan sebagai klarifikasi dan pembelaan. Kalau mau tahu gimana sifat orang tua, baik ataukah tidak.. bisa koq kita tanya anak-anak kita.. anak-anak kita itu polos dan tidak bisa dibohongi. Kalau misal ayahnya baik, ia pasti akan mengakuinya. Kaya anak-anakku mereka suka bilang sayang papap.. tapi mereka juga tahu kalau aku lagi marah. Jadi aku balance aja gak menutupi kekuranganku dalam tulisan-tulisanku sekarang. Jadi mohon maaf ya kepada pembaca jika ada yang tidak nyaman dengan tulisanku ^^

papapz

Kang Ian a.k.a Papap. Sudah lama jadi blogger, ingin jadi parenting blogger tapi selalu sok sibuk. Ujung-ujungnya malah curhat di blog :P

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *