Pertengkaran dalam sebuah rumah tangga memang sangat rentan terjadi, apalagi kalau masing-masing pasangan memilki ego yang besar dan tak mau mengalah. Masing-masing akan mempertahankan prinsipnya dan yang terjadi bukanlah berdiskusi untuk mencari solusi malah sama-sama mengumbar emosi. Walau bagaimanapun berbagai permasalahan yang terjadi meskipun terlihat sepele bisa saja memicu pertengkaran diantara pasutri. Dan meskipun pertengkaran ini sangat lumrah dan wajar terjadi, namun ada baiknya apabila pasangan suami istri tidak bertengkar di depan anaknya.
Bertengkar di depan anak akan menimbulkan efek negatif pada diri anak itu sendiri. Secara tidak langsung anak akan melihat bahwa orang tuanya sudah tidak saling menghormati dan menyayangi lagi, apalagi kalau dalam pertengkaran tersebut bukan hanya kata-kata kasar saja yang keluar, namun juga kekerasan fisik yang bisa menimbulkan rasa sakit seperti memukul, menampar dan sebagainya. Anak akan merasa tertekan dan tidak nyaman berada di dalam rumah, karena rumah sudah tidak memberikan rasa aman dan nyaman dikarenakan ketidakharmonisan orang tuanya yang selalu bertengkar bahkan hampir di setiap permasalahan.
Beberapa anak yang terjerat narkoba, seks bebas atau kenakalan remaja lainnya banyak dipicu dari kurang harmonisnya keluarga. Keluarga yang broken home akan mudah sekali membuat anak lari dari rumah dan mencari pelampiasan kekesalannya dengan melakukan berbagai aksi kejahatan. Anak yang sering melihat orang tuanya bertengkar akan melampiaskan kekesalannya dengan cara mengintimidasi orang lain di luaran, atau malah sering melakukan perkelahian dan tawuran yang biasanya terjadi hanya karena masalah kecil dan sepele.
Pengaruh keluarga terhadap perkembangan anak memang sangat besar. Apalagi anak yang masih kecil dan masih memerlukan bantuan dan kasih sayang penuh dari orang tuanya. Dia akan sangat kecewa apabila melihat orang tuanya tidak akur. Karena anak kecil biasanya belum memiliki banyak pilihan apabila terjadi sesuatu hal yang di luar dugaannya. Apabila misalkan orang tuanya bercerai, maka anak pasti diberikan pilihan untuk mengikuti ayah atau ibunya, Maka ini akan sangat pelik karena tentu sebagi anak akan mengharapkan keluarganya utuh dengan kedua orang tuanya yang selalu rukun dan saling menyayangi satu sama lain.
Untuk itu bagi para orang tua, perhatikan sikap dan perilaku anda. Jangan selalu menuruti ego dan emosi anda dengan mengumbar perselisihan dan pertengkaran anda di depan anak-anak anda. Kalaupun sampai harus bertengkar maka ajak pasangan anda masuk ke kamar dan lakukan itu tanpa harus berteriak-teriak apalagi sampai terdengar ke tetangga. Apabila ada permasalahan, ajaklah pasangan untuk berdiskusi dan bermusyawarah untuk menghasilkan sebuah solusi yang bisa menguntungkan anda berdua. Jaga keharmonisan anda di depan anak-anak anda. Dan jangan biarkan mereka kecewa terhadap anda.. Selamat mencoba.
Bener banget tuh tapi bukan cuma bertengkar si kayanya kata2 juga harus dijaga kalau depan anak, apalagi kalau masih kecil dan belum ngerti mana yang baik & buruk takutnya mereka malah ikut2an seperti yang kita lakukan tanpa tau baik buruknya
bener skali..saya setuju ^^
Iya bener sekali, karena aku juga pernah mengalami saat kecil dulu.
Orang tuaku sering tengkar sampai aku tutup telinga dengan kapas ngumpet di kamar mandi, tapi tetep aja suara mereka tetep terdengar.
wah iya mbak bisa menjadikan trauma juga yah.. jangan sampai deh kita kaya gitu juga ^^
Kemampuan mengajak pasangan untuk mendiskusikan masalah itu ada keterampilannya tersendiri. Butuh kemampuan menekan ego untuk mau membuka komunikasi duluan, minta maaf duluan, dan memberi maaf.
Dan ada keterampilannya tersendiri bersandiwara di depan anak, supaya anak tidak sadar bahwa orangtuanya sedang bertikai.
yups betul banget mbak..teori tidak semudah praktiknya hehe.