Hai Sahabat Papapz, memiliki buah hati yang bisa melewati fasenya dengan sempurna tentunya sangat membahagiakan hati kita sebagai orang tua kan? Salah satu fase tersebut adalah fase ketika anak mulai belajar berbicara dan berkomunikasi secara verbal. Namun tentunya kemampuan setiap anak berbeda-beda, ada anak yang cepat untuk belajar bicara namun ada juga yang mengalami keterlambatan dalam berbicara.
Sebagaimana yang ditunjukan oleh Data surveilans Unit Koordinasi Kerja (UKK) tumbuh kembang-pediatri sosial IDAI di tujuh RS pendidikan di Indonesia, bahwa gangguan bicara dan berbahasa adalah salah satu gangguan yang dominan terjadi di Indonesia. Besarnya insidens gangguan bicara dan berbahasa di tujuh kota besar itu berkisar 8,3 sampai 21 persen.
Perlu diketahui bahwa aspek perkembangan anak ada empat yaitu personal sosial yakni kemampuan dia berhubungan dengan orang lain, motorik kasar, motorik halus, dan bicara serta berbahasa. Nah gangguan ini bisa disebabkan saat periode perinatal (Periode yang dimulai saat 28 minggu masa kehamilan sampai hari ketujuh sesudah persalinan)Β dan neonatal (kehidupan pertama kali yang di alami bayi setelah lahir yaitu sampai dengan usianya yang ke 28 hari)
Oleh karena itu, hendaknya para wanita hamil melakukan tes TORCH (toksoplasma, rubela, cytomegalovirus dan virus herpes simplex) dan setelah anak lahir lakukan segera deteksi dini dengan memonitor empat aspek perkembangan anak. Sebab, semua anak berisiko mengalami gangguan perkembangan.
Diagnosa gangguan perkembangan bisa dilakukan oleh dokter spesialis anak konsultan yang jumlahnya baru sekitar 60 di Indonesia. Maka, pre-skrining bisa juga dilakukan orang tua. Caranya, yaitu dengan melihat milestone perkembangan dalam buku Kesehatan Ibu dan Anak. Selain itu, dua tahun pertama usia anak disarankan untuk rutin memeriksakan si kecil ke petugas kesehatan tiap tiga bulan sekali. Sehingga, anak yang berisiko bisa segera diketahui dan mendapat penanganan dini.
Sementara itu, seorang anak juga lebih berisiko mengalami gangguan perkembangan antara lain jika ibunya saat hamil terinfeksi TORCH, mengalami pre-eklampsia, persalinan risiko tinggi. Dan selain itu malnutrisi, riwayat keluarga, dan pola asuh yang tidak melekat. Namun, perlu diingat kalau semua anak itu berisiko, sehingga tidak ada salahnya jika kita selalu waspada dan melakukan langkah pencegahan sedini mungkin.
Sahabat Papapz, ternyata keterlambatan berbicara pada anak dan beberapa keterlambatan dalam perkembangan dan pertumbuhan anak memiliki beberapa sebab yah! Semoga anak-anak kita bisa tumbuh dengan normal dan bisa menjadi anak yang cerdas dalam berbicara dan berkomunikasi. Apabila memang anak kita mendapatkan gangguan keterlambatan, maka jangan malu untuk segera mengkonsultasikannya pada dokter ahli. Semoga bermanfaat.
kayaknya saya harus banyak baca3 artikel anak disini nih buat siap2 π
Anak saya sudah 11 bulan juga belum pandai bicara nih, tapi kalau teriak-teriak tanpa makna sih sering hehehe. Gimana ya supaya cepat bicara?
Salam kenal mas, mampir perdana π
Dedek Diana sekarang sudah hampir 1,5 tahun tapi bicaranya minim sekali, kalau motoriknya sudah bagus. Katanya sih karena pengaruh pemberian makanan yang diblender gitu.
wow bisa juga yaa,,, kalau arfa gak pernah dikasih makanan diblender.. paling ya bubur gitu aja. gak papa selama yang lain bagus dan ada perkembangan walau sedikit tinggal dilatih terus menerus aja mas kalau kitanya cerewet biasanya anak juga akan cepet merespon π
Salam Mas..
saya baru belajar ngembangin konten wanita nih..smga bisa berbagi manfaat.
semoga sukses ya webnya π
Makasih atas info lengkapnya inih yah kang π
Aku jadi teringat waktu Fathir lagi belajar bicara dulu…aku banyaaaaak sekali bikin postingan di blog tentang bahasa planet nya Fathir inih…hihihi…
Fase anak yang banyak suka dukanya lah buat aku mah π
hehe sebagai bentuk kebahagiaan ortu melihat perkembangan anaknya ya teh π sekarang pasti fathir udah pintar banget ngocehnya hihi