Anak, biasanya identik lebih dekat dengan Ibunya. Hal ini sudah lumrah terjadi karena Ibu adalah orang yang pertama yang lebih banyak berinteraksi dengan anaknya. Namun, ada beberapa anak yang ternyata kedekatan dengan sang Ayah cenderung lebih besar daripada Ibunya. Seperti Arfa, anak saya. Memang, mamamnya Arfa adalah seorang Ibu yang bukan hanya seorang Ibu Rumah Tangga, tapi juga seorang Ibu Pekerja. Jadi mamamnya Arfa gak bisa full seharian nemenin Arfa dan kalau pagi sampai siang Arfa biasa sama Mbaknya (Pengasuh Arfa).
Dan Arfa kini usianya sudah mau 15 bulan. Dia sudah bisa diajak berkomunikasi walau belum banyak kosakata yang dia kuasai. Dan herannya, Arfa kalau mau apa-apa, dia lebih banyak pengennya sama saya terus (kecuali nenenin dan ngelonin :D). Mungkin ini terjadi karena saya sangat dekat sama Arfa. Saya memang punya banyak waktu untuk saya habiskan bersama anak. Mulai dari bangun pagi, saya selalu mengajak Arfa jalan-jalan baik jalan kaki atau naik motor sekedar keliling komplek. Dan habis itu biasanya pengasuh Arfa datang saya serahkan Arfa kepada si Mbak sampai siang.
Siang harinya, Arfa banyak berinteraksi sama mamamnya. Biasanya dia tidur siang sampai sore, tapi kalau bad mood dia biasanya pengen main terus dan gak mau bobo. Nah sore sampai malam dia banyak juga berinteraksi sama saya. Bermain, bercanda, digendong dan kegiatan-kegiatan lainnya sampai dia mulai rewel karena ngantuk baru saya kasihkan ke mamamnya buat di nenenin.
Kalau dipikir-pikir memang enak juga kalau dekat sama anak. Karena biasanya anak identik dekat sama ibu dibanding sama ayah. Sampai-sampai istri saya cemburu karena kalau bangun yang dipanggil itu papapnya, pun kalau dia pengen main dia minta gendongnya sama saya kalau kebetulan saya ada di rumah.
Tapi kini setelah Arfa tambah ngerti (kalau di sunda istilahnya ideng) dia tambah-tambah nurutnya sama saya. Pagi-pagi mintanya naik motor jalan-jalan, kalau pas istirahat saya pulang dan jam 13.00 nya saya mau berangkat lagi dia selalu nangis minta ikut dan gak boleh ditinggal-tinggal, begitu juga kalau saya mau pergi ke masjid dia suka nangis. Hufft.. kalau kaya gini saya biasanya suka kesel juga soalnya Arfa gak mau ditinggal-tinggal.
Pernah satu kali karena sudah pukul 13.30 dan Arfa pengennya saya gendong terus, Saya pun akhirnya nyerahin ke istri dan saya segera kabur bawa motor buat ke kantor lagi tapi gak diduga Arfa langsung nangis keras dan dia minta keluar sampai-sampai kata istri, Arfa ngejar keluar sambil nangis-nangis :D. Akhirnya istri pun nelpon kalau Arfanya jadi rewel nangis terus. Saya pun ditelepon akhirnya bilang gini “Arfa.. sayang. udah bobo yah.. papapnya kerja dulu” Eh habis itu udah deh berhenti nangisnya terus akhirnya bobo. Haduh-haduh.. gini deh kalau terlalu deket sama anak. Jadi gak bebas kalau mau kemana-mana hihi.
Teman-teman punya pengalaman seperti saya gak yah ^^
hehehehe….sama bgt sama saya 🙂 meizy 17 bulan lebih dekat sama papanya..kadang cemburu jg,, bangun bobo yang dideketin n dipanggil selalu papanya 🙂
hihi ada temennya juga ya ^^
tapi seneng juga ya Kang tahu Arfa dekat sama kamu ? 😛
alhamdulillah 🙂