0

Dzulhijah 1442 H, Kembali Menggali Inspirasi di tengah Pandemi

Suasana Dzulhijah tahun ini, sedikit berbeda dengan tahun sebelumnya. Walaupun sama-sama di tengah situasi pandemi. Tahun kemarin, alhamdulillah tanggal 10 Dzulhijjah kita masih bisa melaksanakan Sholat Iedul Adha di lapangan, dilanjut dengan pemotongan hewan qurban.

Untuk tahun ini sesuai aturan pemerintah, Sholat Ied di lapangan/masjid tiadakan. Diganti dengan sholat ied di rumah saja. Dan pelaksanaan pemotongan hewan qurban pun boleh dilakukan di hari tasyrik atau mulai dari 11-13 dzulhijjah.

Sedih sih.. tapi harus tetap sami’na wa ato’na atau kami mendengar dan kami ta’at. Tentu di satu sisi pemerintah memikirkan efek jangka panjang dan berharap akan bisa mengurangi penyebaran covid 19, terutama di wilayah-wilayah yang memang rawan sekali peningkatan data positif covidnya.

Eh, ngomong-ngomong sebelum masuk Dzulhijjah. Saya juga sempat terpapar. Tepatnya tanggal 23 Juni yang lalu. Merasakan isolasi mandiri dengan menikmati semua gejala paparan covid dan setelah 3 pekan lebih alhamdulillah walau masih merasa lemas, pusing dan mudah lelah akhirnya saya bisa kembali beraktivitas, menemani anak-anak bermain dan belajar, juga kembali siaran.

Untuk itu, di bulan Dzulhijah ini saya seperti kembali mencari spirit dan inspirasi dalam semua hal. Termasuk dalam hal menulis dan blogging. Setelah vakum cukup lama, dan hanya membuka dashboard blog sesekali, dan juga mengecek saldo adsense google siapa tahu sudah nambah banyak haha.

Alhamdulillah, kemarin sempat membuka beranda facebook dan lihat di akun FB nya Teh Ani Berta, senior blogger saya. Udah kenal cukup lama, tapi hey masya Allah beliau terlihat cemerlang dengan aktivitas ngeblognya. Prestasinya bejibun, udah jadi mentor, wiih aktif deh pokoknya. Gak kaya saya, sedikit suram dan banyak berdalih dengan hilang inspirasi dan kesibukan hehe, apa saya harus resign dan fokus menulis saja dan menjadi full time blogger. Wiih keren, pengen banget sih.. tapi, sementara ini mungkin saya akan membangkitkan semangat menulis dulu sambil tetap berkontribusi di profesi saya sekarang, sebagai salah satu broadcaster radio dan TV dakwah.

Oya, di salah satu postingannya Teh Ani, saya sempat baca postingan event beliau yaitu Pelatihan Literasi Digital dalam Keterampilan Sosial Blogging via zoom meeting. Kegiatan ini diinisiasi PDNA atau Pimpinan Daerah Nasyiatul ‘Aisiyah Jakarta Selatan dan Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA (UHAMKA) khususnya Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP). Keren nihh.. narasumbernya cantik-cantik semua eh malah gagal fokus, maksudnya keren keren semua hehe. Setelah itu flyernya saya save deh di Whatsapp. Siapa tahu bisa gabung..

Sorenya saya iseng mendaftar, dan qodarullah malamnya ada tetangga yang meninggal jadi paginya setelah ngojek, nganter istri belanja ke pasar, saya ikut ke pemakaman dulu dan baru keingetan pengen gabung di acara zoom. Langsung deh saya gabung walau agak terlambat, sambil nerima tamu juga di kantor dan nganter istri ke toko dan jajan anak-anak (plis diskip aja kegiatan rutin bapack-bapacknya mah hehe)

Menurut saya acara zoom nya bagus dan disampaikan dengan cukup baik dan menarik. Ada slide materinya yang di share, dan intinya bisa memotivasi saya untuk kembali menulis. Saya juga sempat bertanya ke Teh Ani terkait kekonsistenan untuk menulis. Secara, saya termasuk kategori bapack-bapack aktif, seaktif 4 anaknya huhu untung belum nambah 😛 pokoknya ketiga narasumbernya selain cantik juga smart (seperti istri saya, maaf saya harus muji istri saya soalnya takut cemburu xixi)

Then, di akhir acara saya bisa mendapatkan hadiah juga lho padahal kan emang jujur pengen nanya bukan pengen dapat hadiah. Ssst.. tapi gak nolak lho kalau memang dikirimi hadiah (sambil japri alamat ke panitia xixi)

Postingan ini juga dalam rangka ikut berpartisipasi dalam event Flash Blogingnya lho.. siapa tahu menang (hua ngarep!) ya saya ingin mewakili kategori blogger dari kaum bapack-bapack hihi. Walau katanya hadiahnya seperangkat alat kecantikan, ya gak akan saya pake sendiri lah.. saya pasti akan hadiahkan kembali kepada istri saya yang cantik, biar dia makin cantik (huaalah dah halu aja menang :P)

Akhir kata, Dzulhijjah tahun ini memang sedikit berbeda. Ada rasa sedih juga, karena 1 bulan yang lalu Bapak Mertua meninggal dan menyisakan kesedihan yang mandalam. Ditambah juga kehilangan sahabat, dan saudara, juga tetangga. Banyak yang meninggal akhir-akhir ini, qodarullah memang sudah takdirnya. Walau ada juga yang terindikasi pas meninggalnya kena paparan Covid. Semoga Allah menerima amal mereka dan memaafkan semua khilafnya aamiin.

So.. Pandemi Covid memang mengubah pola kehidupan kita. Tapi tidak harus mengubah semangat kita untuk terus menjadi lebih baik. Sebagai muslim, tentu kita harus yakin akan takdir Allah. Terus berdo’a dan jangan lupa tetap jaga kesehatan dan protokol kesehatan agar kita bisa menyelamatkan diri kita dan orang lain.

Jangan lupa berqurban juga ya.. Masa punya hape mahal tapi qurban gak bisa? Di Radio Kita TV dengan 2 juta saja sudah bisa qurban lho.. Eh malah promo program qurban.

Sudah dulu ya.. Salam ^^

papap aka kang yan

papapz

Kang Ian a.k.a Papap. Sudah lama jadi blogger, ingin jadi parenting blogger tapi selalu sok sibuk. Ujung-ujungnya malah curhat di blog :P

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *