Sosok Ayah, apalagi di jaman-jamannya saya kecil dulu adalah sosok yang sangat disegani atau mungkin bahkan dengan bahasa lain sedikit “ditakuti”. Entah mengapa sampai sekarang, Saya masih memiliki perasaan segan untuk selalu terbuka dengan Ayah.
Tapi, setelah kini Saya menjadi seorang Ayah, Saya ingin mengubah image Ayah yang disegani dan ditakuti menjadi sosok Ayah yang disenangi dan dirindukan. Bahagia sekali, ketika si Sulung Arfa lahir dan itu adalah tanda perjalanan Saya sebagai seorang Ayah dimulai.
Sekitar tiga setengah tahun yang lalu saya menjadi seorang Ayah, dan kini si bungsu Hanaan putra ke-2 Saya pun mulai menemani keceriaan Saya bersama anak-anak. Memang anak adalah anugerah Tuhan yang tiada terhingga, maka tak heran terkadang permasalahan lama tidak segera mendapatkan anak akan selalu menjadi momok menakutkan bagi setiap pasangan suami istri.
Menjadi Ayah yang baik, disenangi dan selalu dirindukan anak-anak bukan sebuah keniscayaan lho! Walau seorang Ayah sibuk bekerja di luar, mencari nafkah untuk kebutuhan hidup rumah tangganya dan berbagai aktifitas yang banyak menyita waktu untuk senantia bersama anak-anak. Namun tentunya dengan kesungguhan hati kita, maka Insya Allah kita bisa koq menjadi idola dan panutan terbaik bagi anak-anak kita.
Tips mudah yang bisa Anda lakukan adalah dengan memulai kedekatan dengan anak dari sewaktu mereka masih kecil. Bukannya sombong.. Dari anak-anak kecil Saya udah terbiasa memandikan, mengganti pakaian, membersihkan pup, mengganti popoknya kalau mereka ngompol, menyuapi mereka dan mengajak anak-anak bermain bersama. Dengan kedekatan yang intens walau tidak seintens anak-anak bersama Ibunya Insya Allah anak-anak pun akan merasa dekat dengan kita. Seneng banget lho melihat wajah ceria dan tawa bahagia anak-anak. Stress hilang, anak-anak pun senang karena mereka mendapatkan sosok Ayah yang baik dan dekat dengan mereka.
Namun, walau Saya senantiasa dekat dengan anak-anak dan lebih mengakrabkan diri untuk menjadi sahabat bagi mereka. Saya tidak pernah memanjakan mereka berlebihan, sikap manja pada anak wajar sekali karena mereka masih sangat butuh kasih sayang dan perhatian yang besar. Terkadang mereka bergelayut manja, atau ingin dipeluk sebelum mereka tertidur, ingin disuapi ketika makan dan yang lainnya. Namun, tentunya seiring perkembangan dan bertambahnya usia mereka Saya selalu mengajarkan kepada anak-anak kemandirian. Walaupun anak sering saya suapi ketika makan, tapi Saya juga mengajarkan dia bagaimana cara makan sendiri. Walaupun anak suka meminta diambilkan ini dan itu, namun Saya suka mengajari bagaimana dia bisa mengambilnya sendiri jika memang tempatnya terjangkau dan jika tetap meminta bantuan maka Saya ajarkan bagaimana caranya meminta tolong kepada orang lain.
Jadi sebenarnya, pendampingan yang intens harus senantiasa dilakukan oleh setiap Ayah dan para orang tua pada umumnya. Pengajaran dan contoh itu berawal dari apa yang diberikan oleh Orang tuanya, maka jangan pernah menyalahkan anak yah ketika mereka berbuat yang tidak baik mungkin siapa tahu kita sendiri yang telah mengajarkan kepada mereka tanpa kita sadari.
Menjadi sosok Ayah yang baik, disenangi dan dirindukan tidak susah kan? Sekali lagi berusaha dekatlah sejak dini, akrablah dan masuki dunia mereka sebagaimana kita dulu pernah menjadi anak-anak, bersikap wajar dengan tetap memberikan kenyamanan ketika mereka manja namun tentunya tetap tegas juga ketika menanamkan nilai-nilai kebaikan kepada mereka.
Seneng banget ketika pulang ke rumah, anak-anak menyambut dengan riang gembira seolah-olah mereka selalu merindukan kita untuk selalu tetap bersama mereka. Yuk coba! ^^
Salam
Papap Arfa & Hanaan
Kalau anak wanita biasanya emang lebih dekat sama ayah karena ia pikir ayah merupakan sosok yang mampu melindungi dirinya, tapi nggak jarang juga yang lebih deket sama ibunya karena ia lebih mengerti seluk beluk anak wanita ketimbang ayah.
Kalau anak laki-laki menurut sepengamatanku kebanyakan lebih deket sama ibu daripada sama ayah. CMIIW. 😀
kebanyakan gtu, karena ibu yang paling dekat dan jika ibu selalu ada di rumah ehehe.. kalau saya istri juga sering keluar rumah untuk bekerja jadi porsi ayah dan ibu sama.. Saya yang mendekatkan diri sama anak-anak jadinya anak lebih dekat dengan saya ^^
Dulu saya merasa Bapak (alm.) begitu keras pada saya. Tapi, makin dewasa, makin saya sadari bahwa apa yang pernah beliau lakukan itu untuk kebaikan saya. Kini setelah beliau benar-benar tidak ada di samping saya, saya benar-benar mengerti bahwa beliau sudah menjadi ayah terbaik untuk kami.
Terima kasih sudah berbagi, Kang. 🙂
sama-sama mbak.. Ayah mengajarkan cinta dengan caranya sendiri ^^
nakal gk nya anak tergantung orang tua ya pak 😀
bisa jadi, karena anak biasanya mengambil contoh dari ayah ibunya ^^
test
di mata saya, ayah saya pun demikian, kang. galak, tegas.. tapi suka becanda sih dulu tuh.
nanti kalo jadi ayah, saya juga ingin menciptakan image yg positif. yang bisa diajak berdiskusi oleh anak anaknya. dan sama sama saling belajar.
*deuh cep, kelarin skripsi dulu sono!*
nah lho.. ga usah muluk-muluk deh..saya do’akan agar skripsi bisa lancar dan get married deh hehe