0

Tips Ayah Menghadapi Si Kecil Ketika Tantrum

anak tantrum

Pernah gak Ayah menemukan Si Kecil tiba-tiba menangis keras dengan berteriak atau mungkin sambil berlari tak tentu arah atau ada juga yang sampai berguling-guling. Waduh.. anakku kenapa yah koq tiba-tiba begitu?

Ayah jangan kaget kondisi seperti ini biasa dinamakan tantrum. Tantrum sendiri merupakan sebuah fase ketika anak Anda mengalami kemarahan luar biasa dengan karakteristik frustasi, dilanjutkan dengan menangis, berteriak, dan pergerakan badan yang berlebihan, termasuk melempar barang, menjatuhkan diri ke lantai, dan lain-lain. (Parenting.co.id)

Dikutip Colorado State University Extension, R.J. Fetsch and B. Jacobson mengatakan bahwa tantrum biasanya terjadi pada usia 2 sampai 3 tahun ketika anak-anak membentuk kesadaran diri. Balita belum cukup memahami kata “aku” dan “keinginan dirinya” tetapi sangat mudah untuk tahu bagaimana memuaskan apa yang diinginkan. Tantrum adalah hasil dari energi tinggi dan kemampuan yang tidak mencukupi dalam mengungkapkan keinginan atau kebutuhan “dalam bentuk kata-kata”.

Tantrum biasanya terjadi pada usia anak 2 dan 3 tahun, dan akan mulai menurun pada usia 4 tahun. Mereka biasanya mengalami ini dalam waktu satu tahun. 23 sampai 83 persen dari anak usia 2 hingga 4 tahun pernah mengalami temper tantrum.

Nah, walau tantrum ini wajar terjadi pada Si Kecil namun tentunya Ayah juga harus mempunyai cara-cara yang jitu dalam menghadapi Si Kecil yang sedang tantrum. Apalagi kejadian seperti ini terjadi di tempat umum, biasanya repot banget yah 🙂

Banyak sebab yang menyebabkan Si Kecil tantrum. Beberapa penyebab adalah indikator masalah keluarga: disiplin yang tidak konsisten, mengkritik terlalu banyak, orang tua yang terlalu protektif atau lalai, anak-anak tidak memiliki cukup cinta dan perhatian dari orangtua mereka, masalah dengan pernikahan, gangguan bermain, baik untuk masalah emosional orang tua, pertemuan orang asing, persaingan dengan saudara atau saudari, memiliki masalah dengan bicara, dan penyakit atau sakit. Penyebab umum lainnya termasuk karena rasa lapar atau lelah.

Anak yang sedang marah sering mengalami masalah lain seperti mengisap jempol, membenturkan kepala, membasahi tempat tidur dan sulit tidur. Jika perilaku ini terjadi, atau jika anak Anda marah lebih dari 15 menit atau terjadi lebih dari tiga kali sehari, carilah bantuan dari seorang tenaga ahli seperti psikolog anak.

Sebagai Ayah, Saya juga sering lho mendapati si Kecil yang baru berusia 3 tahun ini tantrum. Terutama sih jika ada keinginanannya yang tidak segera dipenuhi ditambah ketika kondisi mood dan fisik lagi kurang bagus. Tiba-tiba dia akan mulai menangis keras, berteriak sambil melompat-lompat atau kejer di lantai. Hadduuh kalau tidak sabar-sabar Saya suka pengen melampiaskan kekesalan pada anak. Namun dengan sikap tenang dan ekstra sabar, bisa juga lho nenangin anak yang sedang tantrum.

Di bawah ini adalah kiat-kiat untuk Ayah dalam menghadapi si Kecil yang tantrum:

  • Tetap tenang. Biasanya Ayah lebih mudah tersulut emosinya dalam kondisi seperti ini. Jadi tahan emosi Ayah dan tetaplah tenang sampai tahu apa penyebab utama anak menjadi tantrum.
  • Terus lakukan kegiatan anda. Abaikan anak sampai dia lebih tenang dan tunjukkan aturan yang sudah disepakati bersama. Mengabaikan disini maksudnya adalah dengan tidak panik sehingga terburu-buru ingin menenangkan anak dan menuruti segala yang dia inginkan
  • Jangan memukul anak Anda. Lebih baik mendekapnya dalam pelukan sampai ia tenang. Biasanya anak akan mereda kemarahannya jika kita mendekapnya erat dan mengelus-elus punggungnya. Jika masih ngamuk juga, tetap bawa bersama Anda namun beralihlah ke tempat yang lebih terbuka dimana banyak udara segar yang bisa dihirup si kecil sehingga dia bisa bersikap tenang.
  • Cobalah untuk menemukan alasan kemarahan anak Anda. Banyak sebab anak menjadi tantrum, maka solusinya pun bisa berbeda-beda tergantung kondisi anak.
  • Jangan menyerah pada kemarahan anak. Ketika orang tua menyerah, anak-anak belajar untuk menggunakan perilaku yang sama ketika mereka menginginkan sesuatu.
  • Jangan membujuk anak Anda dengan imbalan yang lain untuk menghentikan kemarahannya. Anak akan belajar untuk mendapatkan imbalan.
  • Arahkan perhatian anak pada sesuatu yang lain.
  • Singkirkan benda-benda yang berpotensi berbahaya dari anak Anda. Ketika ngamuk, biasanya dia akan refleks melempar, membanting, atau menendang setiap benda yang berada di dekatnya.
  • Berikan pujian dan penghargaan perilaku bila tantrum telah selesai.
  • Tetap jaga komunikasi terbuka dengan anak Anda. Anak usia 3 tahun biasanya sudah memahami dan

Nah, Ayah jangan panik lagi ya jika Si Kecil sedang tantrum. Semoga dengan kita mengetahui penyebab dan bagaimana cara mengatasinya, kita bisa melakukan yang terbaik untuk Si Kecil.

Salam

Papap Arfa Hanaan

Referensi:

http://www.parenting.co.id/article/balita/atasi.tantrum.pada.anak

http://www.psikologizone.com/pengertian-sebab-dan-cara-mengatasi-temper-tantrum

image courtesy from: http://www.tempo.co/read/news/2012/09/14/205429505/Meredakan-Amarah-Anak


papapz

Kang Ian a.k.a Papap. Sudah lama jadi blogger, ingin jadi parenting blogger tapi selalu sok sibuk. Ujung-ujungnya malah curhat di blog :P

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *