19

Mengenal Tounge Tied Pada Bayi Dan Cara Penanganannya

Senang dan bahagia sekali ketika mendapati putra kedua saya lahir dengan sehat dan normal. Dan memang tidak ada yang lebih membahagiakan orang tua ketika menemukan buah hati yang diidam-idamkannya selama ini lahir dengan sempurna, sehat dan tidak kurang satu apapun.

Untuk anak yang kedua ini memang berat badannya lebih kecil dibanding anak pertama, walau di waktu lahir kata bidan berat badannya 3,3 kg tapi karena terlihat kecil akhirnya saya minta ditimbang ulang di keesokan harinya yang ternyata hasilnya hanya 2,5 Kg hehe. Tapi gak apa-apa, berat segitu masih berada dalam batas ambang normal. Pas Arfa aja cuma 2,8 Kg tapi kini Alhamdulillah perkembangan badannya bagus baik dari berat atau tingginya.

tounge tied pada bayiNah, namun ketika dua hari ke depan mungkin karena waktu lahir itu pas malam hari jadi Bu Bidan belum sempat mengecek lidahnya si bayi sehingga tidak terdeteksi adanya gangguan tounge tied. Saya juga baru ngerti dengan istilah tounge tied, namun ringkasnya tounge tied ini atau dalam bahasa umumnya “lidah terikat”, merupakan sebuah kelainan bentuk frenulum atau tali lidah. Tali lidah seharusnya tidak terikat agar bayi dapat menyusu lancar.

Frenulum normal seharusnya elastis dan tidak mengganggu pergerakan lidah. Ketika frenulum pendek, tebal dan kaku, maka fungsi menyusu, makan, dan berbicara, pada seorang anak,  dapat terganggu. Di masa menyusui, tongue tied  pada bayi gejalanya terlihat dari rasa sakit pada saat ibu menyusui bayi.

Nah, berikut ini adalah beberapa tanda tongue-tied yang dialami ibu:

  • Puting ibu lecet, bahkan sampai berdarah, akibat mulut bayi hanya menempel di puting dan gusi “mengunyah”  puting. Lidah bayi yang tidak bisa dijulurkan melebihi bibir atau gusi, tidak bisa melindungi puting. Masalah menyusui semakin parah apabila ukuran puting ibu besar dan/atau datar.
  • Puting tampak gepeng setelah menyusui bayi, penyebabnya adalah tertekan gusi bayi.
  • Ada tanda putih di sekitar puting, bekas tekanan setelah selesai menyusui.
  • Ibu mengalami peradangan payudara atau mastitis,  sebab ASI yang seharusnya dikeluarkan tertahan dan menyebabkan sumbatan di saluran ASI.

Dan tanda-tanda tongue-tied juga bisa dikenali dari bayi, yaitu:

  • Bayi tidak bisa membuka mulut lebar-lebar, sehingga kesulitan latch-on.
  • Bayi sering kehilangan hisapan karena tidak bisa menempel dengan benar. Akibatnya, dia banyak menghirup udara dan menyebabkan perutnya kembung sehingga atau cepat “kenyang” saat menyusui.
  • Bayi mengeluarkan suara berdecak saat menyusu. Terjadi karena saat menyusu, lidahnya melakukan gerakan peristaltik untuk menghisap ASI, namun karena frenulum tidak fleksibel, maka timbul kesulitan.
  • Banyak ASI menetes dari sudut bibir, karena si kecil tidak mengunci payudara dengan bibir. Hal ini terjadi karena frenulum -letaknya di antara bibir dan gusi bagian atas-  tidak fleksibel, sehingga membatasi fleksibilitas dan gerakan bibir atas.
  • Bayi sering batuk, tersedak, bahkan muntah, ketika menyusui. Terjadi karena ia tidak bisa memasukkan puting ibu mengarah ke kerongkongannya, sehingga ASI langsung masuk ke kerongkongan.
  • Bayi rewel karena lelah menyusu tapi tidak bisa mendapat ASI sehingga ia tetap lapar. Sebagai perbandingan, bila bayi normal bisa mengosongkan payudara dalam waktu 10-15 menit, maka bayi dengan tongue-tied memerlukan waktu hingga dua jam untuk mengosonkan payudara. Karena merasa nyaman dalam pelukan ibu, bayi yang kelelahan juga sering tertidur saat menyusu.
  • Berat badan bayi tidak bertambah, karena ketidakmampuan bayi untuk melekat pada payudara membuatnya tidak bisa menstimulasi payudara ibu untuk mengeluarkan ASI secara maksimal.

Hambatan menyusui akibat tongue tied,  kerap membuat ibu menyerah sehingga menghentikan pemberian ASI Eksklusif sebelum waktunya, atau menyapih bayi lebih cepat.  Padahal, ada cara-cara yang dapat ditempuh agar bayi tetap mendapat ASI Eksklusif selama 6 bulan, dan menyusu hingga 2 tahun, meski anatomi lidahnya tidak sempurna. Kuncinya adalah, mengonsultasikan masalah Anda kepada dokter ahli laktasi guna memeroleh solusi yang tepat.

  • Berikan ASI perah lewat botol, karena sistem kerja botol susu berbeda dengan menyusu pada payudara dimana bayi harus menghisap dengan menggunakan otot-otot mulut. Puting botol, lebih mudah dihisap.  Sayangnya, pemberian ASI dengan botol bisa memberi efek kurang baik pada struktur langit-langit mulut bayi,  yaitu membuatnya menjadi tinggi, sempit dan melengkung tajam. Memberi ASI lewat botol juga bisa membuat bayi bingung puting dan mengurangi produksi ASI.
  • Prosedur frenectomy atau pemotongan tali lidah -harus dilakukan? oleh dokter. Selain hanya membutuhkan waktu sebentar, prosedur ini tidak mengakibatkan banyak darah keluar, dan tidak membutuhkan jahitan. Sebelum melakukan prosedur ini, biasanya dokter mengamati dulu apakah ada peluang frenulum bayi berkembang menjadi lentur.

Nah demikianlah informasi tentang tounge tied, dari tanda-tanda sampai dengan cara penanganannya yang saya ambil dari situs AyahBunda.Co.Id. Adapun kemarin anak saya yang terkena tounge tied telah dioperasi kecil sama Bu Bidan yang membantu proses persalinan. Dan Alhamdulillah sekarang si Kecil sudah mulai semangat untuk menyusu dan semoga nanti dia bisa lancar berbicara juga Aamiin. Semoga bermanfaat ..

papapz

Kang Ian a.k.a Papap. Sudah lama jadi blogger, ingin jadi parenting blogger tapi selalu sok sibuk. Ujung-ujungnya malah curhat di blog :P

19 Comments

  1. Salam,. Anak g 2 bln. dan kata dokter Anak ke 2 g jg tongue tied. permasalahanya, keponakan g (skrg 11 bln) jg mengalami hal yg sama. terus di bawa ke RS lsg di operasi kecil ( lsg di gunting) tanpa bius. hasilnya memuaskan, ga ada efek apa pun.
    nah skrg anak ke 2 saya jg saya bawa ke RS yg sama ,cman dokternya udah pindah. Dokter anak yg baru menyarankan konsul ke dokter bedah. setelah ku konsul disuruh operasi kecil cman dibius total. Wadaw lsg kacau hati g. masa umur segitu dibius total. Yg tadinya g kira tgl di gunting sdikit, kok skrg jadi ribet bgini…. Ada saran ga bos?

    • oh iya kemarin2 sih memang kita nyerahin penanganan penggutingan tounge tied atau operasi kecil sama bidan yang bantu persalinan anak-anak saya tapi kini mungkin ketika mengetahui berbagai resiko yang terjadi..bidan menyerahkan kepada dokter aja untuk melakukan operasi kecil ini.

  2. bener2 mengharukan kisahnya mba. sy yg dikasi anak normal tp masi sering ngeluh ini itu, ga kebayang kl di posisi mba apa bs setegar itu, jd malu krn suka ngeluh. thx ya mba sharingnya bikin sy merasa bersyukur 🙂

  3. Terimakasih info nya. Anak sya skr berumur 14 bulan. Dan sya baru menyadari karna ternyata tongue tied. Semua gejala diatas sya alami, tp karna berobat ke dokter umum, sya kira justru sya yg bermasalah. Nah pertanyaannya: apakah diumur sekarang, tali lidah anak sya msh bisa dioperasi kecil? Alhamdulillah sya msh ngASI meski dgn resiko puting hancur dan mastitis yg berulang.

    • Coba dikonsultasikan dulu mbak dengan dokter anak, kalau dulu pas lahir saya sama bidannya di operasi kecil ^^

  4. wah tapi sekarang sehat aja kan ? iya tounge tied kelainan anatomis, dengan sedikit operasi kecil insya Allah bisa selesai 🙂

  5. bisa berakibat cadel gak ya om papapz jika tidak dipotong? wah, harus banyak-banyak belajar dari sini nih kalau nanti sudah berkeluarga. 🙂

    • yang pasti sih nanti agak kurang normal baik dari bicara atau sistem pencernaan karena fungsi lidah kurang maksimal ..

  6. Alhamdulillah si kecil sudah sehat-sehat atuh ya. Kesehatan memang harta yang paling berharga ya. nice share ini infonya 🙂

  7. waahh, ternyata gitu to.
    saya sering mendengar dr teman yg habis melahirkan, sampai putingnya berdarah 🙁
    iya memang kurang baik jika menggunakan dot, si bayi akan bingung puting

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *