Pendengar Setia

Menjadi seorang penyiar radio memang mengasyikan. Walau tentunya saya bukan penyiar radio hiburan pada umumnya yang muterin lagu-lagu dan bacain requesan. Saya penyiar radio Islam yang sama sekali gak ada musiknya, hanya kajian islam dan murottal alquran saja.

Waktu itu menjelang Ramadhan 2011, saya belum mendapatkan panggilan kerja. Akhirnya pas nganggur tersebut ada mbak novi yang nawarin kerja di radio di yayasan tempat suaminya mengabdi. Akhirnya tanpa berpikir panjang saya langsung menemui pimpinan radio dan dengan mudahnya saya langsung masuk tanpa test dan hanya wawancara ringan saja. Dan pas wawancara tersebut, saya dibilangin sama pimpinan radio bahwa saya juga bisa menjadi penyiar selain mengerjakan pekerjaan administrasi.

Nah.. pertamanya memang grogi pas mau nyoba-nyoba siaran. Dan hanya ngantarin kajian rekaman saja, dan  belum boleh mandu kajian live. Tapi lama kelamaan karena tuntutan dan keharusan, saya akhirnya terjun juga jadi penyiar  dan menghandle hampir semua siaran di radio. Maksudnya hampir semua program siaran sudah saya bawakan selama ini.

Menurut saya ini merupakan track record yang cukup lumayan bagus dari seorang papap arfa hehe. Karena baru kali ini saya kerja di bidang media penyiaran, apalagi jadi penyiar. Dulu memang suka nyanyi-nyanyi dan maen gitar tapi cuma buat hobby aja bukan dijadikan cita-cita xixi. Setelah saya mengenal Islam lebih dalam, saya mulai meninggalkan musik dan alat musik jadi ya sekarang pindah dengerinnya murottal dan kajian islam aja. Lebih adem di otak dan hati hehe..

O yah.. setelah saya jadi penyir, ternyata saya banyak menjumpai karakter pendengar yang cukup unik. Ada pendengar yang kalau request, murottal dan qorinya ituu-ituu aja. Dan ada beberapa pendengar setia yang selalu mendengarkan siaran kami full 24 jam. Sampai-sampai kemarin ada pendengar yang telepon pagi-pagi banget pukul 01.30 ketika saya matiin dulu bentar siaran karena listrik di studio udah mau habis. Kata si ibu yang telepon, dia merasa nikmat mendengarkan suara al quran dari radio kita (nama radionya KITA FM) dan saat ini katanya belum bisa tidur dan masih dengerin siaran kita walau cuma hanya murottal al quran. Duh saya merasa terharu.. kirain jam segitu udah pada tidur tapi ternyata masih ada yang stay tune ^^

Ada juga pendengar dari Kuningan, Ibu Yati namanya. Ibu ini selalu ingin mencoba dekat dengan para penyiar, dan terlebih lagi sama saya wkwkw. Ibu ini kalau main ke studio selalu bawa oleh-oleh dari rumahnya trus spesial ngasihnya ke saya aja. Terus suka sms atau telpon di luar siaran. Ibu ini bukan genit sih karena ada kali usianya se ibu saya. Tapi saya melihat kebahagiaannya dengan radio kita ini dan ingin lebih dekat lagi, mungkin nganggap anak kali yah 😀

Nah terakhir, satu lagi yang bikin terharu. Kemarin ada seorang nenek yang usianya sudah 80 tahun, datang ke studio dari rumahnya di Kuningan, cukup jauh karena harus naik 4-5 kali kendaraan dari rumahnya. Dan dengan kondisi yang sudah membungkuk dan memakai tongkat dia tempuh perjalanan jauh hanya untuk silaturahmi ke radio kami dan menyerahkan infak untuk operasional radio kami. Adduhh.. saya sangat terharu sekali dengan nenek ini. Saya malu dengan semangat nenek ini yang di usia tuanya masih giat membaca al-quran dan mendengarkan al quran dari radio. Yang lebih kasian, si nenek tidak nikah, jadi tidak punya suami, apalagi anak dan cucu. Hidupnya sendirian di rumahnya, tapi masya allah dia respek banget sama dakwah islam sampai dia mau ikut berpartisipasi dalam berinfak di jalan dakwah. Huhu…

Begitulah sedikit cerita mengenai para pendengar setia radio kita FM. Untuk mengetahui lebih jelas Anda bisa membuka web kami disini dan dengarkan live streamingnya disini. Simak suara saya di setiap pagi dengan nama panggilan Abu Arfa hehe.